Untuk konsultasi silakan hubungi salah satu kontak berikut melalui WhatsApp
Berkumpulnya para petani untuk tujuan mempererat silaturahmi, saling belajar, saling membantu, saling menolong, belajar mendengar pendapat orang lain, belajar menyampaikan saran, usul, pendapat atau pikiran, belajar memimpin dan meningkatkan tanggungjawab, meningkatkan kerjasama serta menjadi wadah mengembangkan produksi usaha yang dilakukannya.
Partisipasi anggota kelompok adalah keterlibatan semua anggota kelompok dalam setiap pengambilan keputusan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Dengan adanya partisipasi ini maka anggota kelompok tidak dianggap sebagai obyek tetapi sebagai subyek atau pelaku. Partisipasi kelompok ditunjukkan oleh indikasi bahwa anggota kelompok tersebut bersedia datang di setiap kegiatan dan aktif memberikan tanggapan atau aktif melakukan kegiatan dan juga ikut serta mengambil keputusan bersama.
Adanya pertemuan secara rutin dan berkala dengan agenda yang baik dan berjalan secara demokratis. Dalam pertemuan, menjelaskan berbagai hal dan semua masalah yang dihadapi oleh kelompok secara terbuka misalnya : penggunaan dana, rencana kegiatan, pelaksanaan kegiatan, monev, pelunasan kredit dll., berbagi pengalaman karena setiap individu petani memiliki perbedaan yang beragam mulai dari pengalaman personal, keadaan lingkungan budidaya, problem pasca panen, hingga problem sosial yang melingkupi kehidupan para petani. Serta memberi kesempatan kepada semua anggota untuk mengungkapkan gagasan dan pemikiran, memberikan kesempatan kepada semua anggota untuk melakukan koreksi dan memberikan kritik serta menangani semua keluhan yang disampaikan anggota secara baik.
Dalam pertemuan kelompok tani membutuhkan fasilitator yang punya semangat dan mempunyai rasa kebersamaan untuk membawa perubahan yang baik bagi kelompok tani. Seringnya pertemuan antara petani dengan fasilitator, pergaulan petani akan lebih baik. Karena itulah penting peran fasilitator dalam setiap pertemuan untuk membawa pihak-pihak lain dari kalangan berpendidikan seperti penyuluh pertanian, mantri tani, petugas pengamat OPT, perangkat desa, pejabat kabupaten, anggota DPRD, ilmuwan kampus dan peneliti serta lainnya. Pertemuan petani dengan lintas profesi ini bukan hanya menguntungkan petani, melainkan juga kalangan terpelajar agar lebih memahami kehidupan riil masyarakat perdesaan dari kaum tani dengan segenap problemnya dan membantu mengatasi persoalan yang mereka hadapi.