Loading...

Konsultasi

Untuk konsultasi silakan hubungi salah satu kontak berikut melalui WhatsApp

Definisi Pengolahan Lahan

Pengolahan lahan adalah proses penggemburan dan pembalikan tanah menggunakan bajak ataupun garu yang ditarik dengan berbagai sumber tenaga, seperti: tenaga manusia, tenaga hewan, dan mesin pertanian (traktor). Pengolahan tanah dapat memperbaiki daerah perakaran tanaman, kelembaban dan aerasi tanah, mempercepat infiltrasi serta mengendalikan gulma.

Metode Pengolahan Tanah Pertanian

  1. Pengolahan Lahan Secara Konvensional

Pengolahan tanah secara konvensional dilakukan pada lahan sempit dan berkontur. Metode ini biasanya banyak dilakukan di lingkungan pedesaan yang sebagian masyarakat banyak menggunakan lahannya sebagai lahan persawahan dan tanaman sayuran. Kelebihan dari metode ini yaitu tidak dibutuhkan modal yang cukup besar, karena dilakukan oleh tenaga manual dan biasannya dilakukan secara gotong royong. Tetapi pengolahan lahan dengan system ini banyak menagalami kekurangan, diantaranya membutuhkan waktu  yang lama dalam pengerjaannya.

 

  1. Pengolahan Lahan Secara Modern

Pengolahan lahan dengan cara modern biasanya banyak dilakukan untuk tanaman tanaman perkebunan dan memiliki lahan yang luas. Pengolahan lahan dengan cara ini biasannya menggunakan mesin. Pengolahan lahan dengan sistem ini memiliki kelebihan diantaranya lebih cepat dalam proses pengerjaan, serta dapat menghemat waktu penanaman. Kekurangan dari sistem ini yaitu dibutuhkannya modal yang besar dalam pengupayaannya.

Macam-Macam System Pegolahan Lahan

  1. Pengolahan Lahan Sempurna

Pengolahan lahan secara sempurna yaitu pengolahan lahan yang meliputi seluruh kegiatan pengolahan lahan. Dimulai dari awal pembukaan lahan hingga lahan siap untuk ditanami, meliputi pembajakan, pemupukan dan rotary.

 

  1. Olah Lahan Minimum

Pegolahan lahan dengan olah tanah minimum hanya meliputi pembajakan( tanah diolah, dibalik, kemudian tanah diratakan). Pada pengolahan tanah ini biasanya banyak dilakukan untuk lahan persawahan.

 

  1. Tanpa Olah Tanah (TOT)

Pengolahan lahan pada system ini hanya meliputi penye,protan guna membunuh atau menghilangkan gulma pada lahan, kemudian ditungg hingga gulma mati dan lahan siap untuk ditanami. Pada pengolahan lahan ini biasanya digunakan sisti tajuk dalam proses penanamannya.

Tingkat Kecuraman dan Sifat Tanah

  1. Hampir Datar

Pada  topografi ini tanah memiliki sifat diantaranya  pengairan baik, mudah diolah ancaman erosi kecil, , tidak terancam banjir. kemampuan menahan air baik, subur, dan respon terhadap pupuk. Pada lahan seperti ini sangat cocok untuk dijadikan sebagai lahan pertanian

 

  1. Lereng Landai

Pada topografi tanah seperti ini memiliki sifat diantaranya struktur tanah kurang baik, ada ancaman erosi, pengolahan harus hati-hati,

 

  1. Lereng Miring

Pada topografi tanah seperti ini memiliki sifat diantaranya baik ditanami untuk tanaman semusim mudah tererosi bergelombang tanahnya padas, kemampuan menahan air rendah.

 

  1. Lereng Miring dan Berbukit

Pada topografi tanah seperti ini memiliki sifat diantaranya lapisan tanah tipis, kemampuan menahan air rendah  sangat mudah tererosi dan, sering banjir. kandungan garam natrium tinggi

 

  1. Datar

Pada topografi tanah seperti ini memiliki sifat diantaranya tidak cocok untuk pertanian, selalu tergenang air dan tanahnya berbatu-batu

 

  1. Lereng Agak Curam

Pada topografi tanah seperti ini memiliki sifat diantaranya tanah berbatu-batu, erosi kuat, tidakcocok untuk pertanian.

 

  1. Lereng Curam

Pada topografi tanah seperti ini memiliki sifat diantaranya tanah berbatu, erosi sangat kuat, perakaran sangat dangkal, hanya  untuk  padang rumput

 

  1. Lereng Sangat Curam

Pada topografi tanah seperti ini memiliki sifat diantaranya berbatu dan kemampuan menahan air sangat rendah  tidak cocok untuk pertanian, lebih sesuai dibiarkan (alami)

Teknik Pengolahan Lahan Berlereng

Pengertian Teras

Teras  merupakan  metode  konservasi  yang  ditujukan  untuk  mengurangi  panjang  lereng,  menahan  air  sehingga  mengurangi  kecepatan  dan  jumlah  aliran  permukaan,  serta  memperbesar  peluang  penyerapan  air  oleh  tanah.  Tipe  teras  yang relatif banyak dikembangkan pada lahan pertanian di Indonesia adalah teras bangku  atau  teras  tangga  (bench  terrace)  dan  teras  gulud  (ridge  terrace).  Teras  kredit  dapat  dikembangkan  untuk  menanggulangi  tingginya  biaya  pembangunan  teras  bangku.  Bentuk  teras  lainnya,  seperti  teras  kebun  dan  teras  individu  diterapkan  pada  tanah  dengan  jenis  tanaman  tahunan,  khususnya  tanaman  perkebunan dan tanaman buah-buahan.

 

  1. Pembuatan Teras Gulud

Teras gulud adalah barisan guludan yang dilengkapi dengan rumput penguat gulud dan saluran air pada bagian lereng atasnya. Teras gulud berfungsi untukmenahan lajualiran permukaan dan meningkatkan penyerapan air ke dalam tanah. Saluran air ini berfungsi untuk mengalirkan air aliran permukaan dari bidang olah ke saluran pembuangan air.

Persyaratan Teras Gulud

  • Teras gulud cocok untuk kemiringan lahan antara 10 – 30%.
  • Teras gulud dapat dibuat pada tanah-tanah agak dangkal (> 20 cm).
  • Tanah mempunyai kecepatan infiltrasi/permeabilitas tinggi.
  • Cara Penerapan Teras Gulud
  • Buat garis kontur sesuai dengan jarak vertikal (VI) yang diinginkan. VI yang umum adalah 1–2 m. Pembuatan guludan dimulai dari lereng atas dan berlanjut ke bagian bawahnya.
  • Teras gulud dan saluran airnya dibuat membentuk sudut <1% dengan garis kontur menuju ke arah saluran pembuangan air.
  • Saluran air digali dan tanah hasil galian ditimbun di bagian bawah lereng dan dijadikan guludan.
  • Tanami guludan dengan rumput penguat seperti Paspalum notatum, Brachiaria brizanta, Brachiaria decumbens, atau Vetiveria zizanioides agar guludan tidak mudah rusak.
  • Diperlukan SPA yang aman (berumput)

 

Manfaat Teras Gulud

  • Biaya pembuatan lebih mudah dan lebih murah dibandingkan dengan teras bangku.
  • Cukup efektif mengurangi erosi.

 

  1. Pembuatan Teras Bangku

Teras bangku berguna untuk menurunkan laju aliran permukaan dan menahan erosi. Teras bangku dibuat dengan jalan memotong lereng dan meratakan tanah di bidang olah sehingga terjadi suatu deretan berbentuk tangga.

Persyaratan Teras Bangku

  • Kemiringan lahan 10 – 40% (di tingkat petani ditemukan teras bangku pada lahan yang jauh lebih curam; sampai 100%).
  • Solum tanah > 60 cm. Tanah stabil, tidak mudah longsor.
  • Tanah tidak mengandung unsur beracun seperti aluminium dan besi dengan konsentrasi tinggi. Tanah Podsolik Merah Kuning (PMK; sekarang disebut dengan Oxisols atau Ultisols dan sebagian Inceptisols) biasanya mengandung aluminium tinggi. Pada tanah yang tersebut pembuatan teras bangku dapat menyebabkan tersingkapnya lapisan tanah yang tinggi kandungan aluminiumnya sehingga meracuni tanaman.
  • Ketersediaan tenaga kerja cukup untuk pembuatan dan pemeliharaan teras.

 

Persyaratan Teras Bangku

  • Teras bangku dapat dibuat dengan interval vertikal 0,5 sampai 1 m.
  • Pembuatan teras dimulai dari lereng atas dan terus ke lereng bawah untuk menghindarkan kerusakan teras yang sedang dibuat oleh air aliran permukaan bila terjadi hujan.
  • Tanah bagian atas digali dan ditimbun ke bagian lereng bawah sehingga terbentuk bidang olah baru. Tampingan teras odibuat miring; membentuk sudut 200% (63) dengan bidang horizontal. Kalau tanah stabil tampingan teras bisa dibuat olebih curam (sampai 300% atau 71).
  • Kemiringan bidang olah berkisar 0 sampai 3 % mengarah ke saluran teras.
  • Guludan (bibir teras) dan bidang tampingan teras ditanami dengan tanaman berakar rapat, cepat tumbuh, dan menutup tanah dengan sempurna. Untuk petani yang memiliki ternak ruminansia dapat ditanami rumput pakan ternak. Contoh tanaman yang dapat ditanam pada guludan dan bibir teras adalah Paspalum notatum, Brachiariabrizanta, Brachiaria decumbens, atau Vetiveria zizanioides. Guludan teras dapat juga ditanami dengan salah satu tanaman legum pohon atau perdu seperti Gliricidia, lamtoro, turi, stylo, dan lain-lain. Tanaman leguminose (kacang-kacangan) menguntungkan karena menyumbangkan N.
  • Sebagai kelengkapan teras perlu dibuat saluran teras, saluran pengelak,saluran pembuangan air serta terjunan. Ukuran saluran teras: lebar 15-25 cm, dalam 20-25 cm.
  • Untuk mengurangi erosi dan meningkatkan infiltrasi, rorak bisa dibuat di dalam saluran teras atau saluran pengelak.
  • Air aliran permukaan perlu diarahkan ke SPA yang aman (berumput dan dilengkapi dengan bangunan terjunan air).

 

Pemeliharaan Teras Bangku:

  • Keluarkan sedimen dari dalam saluran dan dari rorak secara berkala, terutama pada musim hujan. Sulam tanaman tampingan dan bibir teras yang mati.
  • Pangkas rumput yang tumbuh pada saluran, tampingan dan bibir teras.

 

Keuntungan Teras Bangku:

  • Bidang olah teras yang datar lebih mudah ditanami daripada lahan asli yang berlereng curam.
  • Kalau bangunan teras cukup baik akan sangat efektif dalam mengurangi erosi dan aliran permukaan.
  • Meningkatkan infiltrasi air ke dalam tanah.

 

Masalah Teras Bangku:

  • Memerlukan banyak tenaga kerja untuk pembuatannya.
  • Pada bidang olah teras sering tersingkap lapisan bawah tanah (subsoil) yang umumnya kurang subur terutama pada tahun-tahun pertama sesudah pembuatan teras.

Pengolahan Lahan Serai Wangi di Kelompok Tani “Tani Maju Desa Pandean Kec. Dongko”